Tuesday, December 8, 2015

Menunggu hujan

Jendela kaca yang terkena hujan memang selalu menyisakan bayang-bayang embun yang dingin jika disentuh, sama seperti hatiku. Saat menunggu hujan, aku hanya mencoba mengetuk-ngetukan jari ke jendela sama seperti cara yang aku lakukan ketika menunggu kamu, kamu yang tak pernah datang jika ditunggu, dan selalu datang ketika aku tak sama sekali ingin tinggal untuk menunggu.
Salah siapa? jika kamu selalu memilihku untuk pulang.
Salah siapa? jika aku selalu tinggal dan menjadi tempatmu untuk pulang.
Tapi kali ini pulangmu mungkin salah waktu....
Seperti sekarang,
kamu pulang kepadaku yang sedang menunggu hujan bersama Adam lain. Maaf aku sudah menjadi dingin sekalipun kau coba untuk menyentuh atau mengetukan jarimu ke hatiku.