Thursday, April 2, 2020

Lipstick

Sabtu-Minggu adalah hari yang menyenangkan bagi para pekerja kantoran, anak sekolah yang menghabiskan waktunya di Mall, berbelanja, memonton film atau sekedar makan. Toilet adalah tempat yang umumnya pertama kali dituju oleh seorang perempuan yang baru datang ataupun sebelum pulang, entah untuk sekedar merapihkan make up, rambut, pakaian atau sesuai fungsinya untuk buang hajat. Hal ini menjadikan para cleaning service mengganti gulungan tisu lebih banyak, mengepel lantai berkali-kali lipat dari biasanya. Antrian toilet mengular hingga ke luar, dengan posisinya di lantai 6 menjadikan toilet yang dibersihkan oleh Shita ini, lebih ramai karena selantai dengan bioskop dan biasanya pengunjung yang malas antri toilet di dalam bioskop akan menuju ke Toilet ini. Harusnya dengan kondisi ini Shita mendapat bantuan tenaga satu orang cleaning service lagi, namun bukan Shita namanya jika selalu mengeluhkan hal  yang tampaknya tidak akan dituruti.
Untuk menghibur dirinya saat bosan atau lelah, Ia kerap kali menguping pembicaraan para pengunjung yang ke toilet, anak dan ibu yang berdebat, gadis-gadis yang memamerkan make up baru pada temannya, yang sembunyi-sembunyi menelpon selingkuhannya di Toilet, atau sekedar menghapus air mata mereka sebelum berdandan. 

Walaupun kadang isi pembicaraan mereka terdengar asing olehnya, namun kendati begitu Shita merasa terhibur, mereka adalah penanda bahwa dirinya tidak pernah sendirian. Setelah 8 jam bekerja, Shita akan pulang ke rumah kontrakan dan disambut oleh neneknya ataupun masakan hangatnya yang memang bukan masakan baru tapi masakan sisa yang sengaja dihangatkan untuknya. Sambil makan malam biasanya Shita akan bercerita tentang kesehariannya saat bekerja, ceritanya selalu terdengar menyenangkan, walaupun neneknya tahu pasti ada cerita tidak enak yang disimpan oleh cucunya, Ia sekedar tahu namun tidak pernah bisa untuk menyentuhnya dan tidak pernah mencoba untuk menyentuhnya. Kadang yang bisa Ia harapkan adalah Ia dapat hidup lebih lama untuk mendampingi cucunya.


Sejak berumur 10 hari, Shita sudah ditinggal oleh Ibunya ke luar negeri untuk bekerja dan tak pernah kembali, sedangkan ayahnya menikah lagi. Shita berkali-kali ditawari oleh ayahnya agar tinggal bersama keluarga barunya, namun Ia tetap memilih tinggal dengan neneknya yang hanya bekerja sebagai tukang masak di Kantin sebuah perkantoran. Shita bertekad untuk memiliki masa depan yang lebih baik, jika uangnya cukup Ia akan mulai kuliah sambil bekerja tahun depan. Ia mengalah untuk menunda rencana kuliahnya hingga setahun terlambat sampai uangnya cukup. Mimpinya tak muluk-muluk, jika Ia berhasil menjadi seorang Sarjana, Ia tidak akan bekerja lagi menjadi cleaning service. Ia bisa berangkat setiap pagi dan pulang selepas petang, tidak seperti sekarang yang kerjanya bergiliran.
Hari ini, Sabtu…
“Sephora kuy, sunscreen nih!”
“Lah itu ada…”
“apaan, yang travel packnya lho gue butuh. Waktu di Schiphol disita lho ukuran segini”
“terus?”
“ya kepepet, gue cuma pake daycream sama CC akhirnya”
Dalam hati Shita terkekeh, apa bedanya ya ketiga benda itu semua? Schiphol? Nama Bandara ya? Tapi dimana ya? Kayaknya sih bukan di Indonesia.

Dengan langkah terburu-buru akhirnya dua gadis tadi keluar meninggalkan toilet, mungkin mereka tidak sabar ingin segera berbelanja…sun screen yang travel pack, agar tidak kepepet menggunakan daycream dan cc. Hehehehe mengingat hal itu Shita kembali terkekeh, ternyata ia pandai juga menghafal dialog mereka. Sebelum pergantian Shifting, Shita memastikan kembali sabun dan tisu sudah terisi, lantai dan  wastafel dalam keadaan kering. “plakkk…” sebuah benda kecil terjatuh ke dalam wastafel karena tersenggol tangannya, sebuah lipstick, Dior. Shita pernah melihat nama ini sebelumnya, sepertinya lipstick yang mahal, ia langsung memasukkannya ke dalam saku celananya. Pasti ini milik gadis yang mau membeli Sunscreen tadi dan tertinggal karena mereka terburu-buru.
Setelah selesai Ia langsung bergegas ke Lantai 4 ya…Sephora, semoga mereka masih ada disana.
“Nah kan, shade baru….gemes banget dong?”
 “ih lucu banget, coba-coba pigmented gak?”
“Kalau yang punya gue kemarin bentar….eh, kok gak ada ya?”
“lah gimana? Tadi lo keluarin?”
“engga kok, orang masih stunning gini”
“lupa kali ah, udah nih beli, gue juga !”
“tuh kan yaaa…sun screen travel pack bonus lipstick nih hahahhahaa”

Shita berusaha mengingat warna baju mereka, namun mereka pencarian Shita terhenti di papan lampu bertuliskan DIOR, dan seorang beauty advisor  cantik yang menghampirinya. “Silahkan kak, koleksi terbaru kita, ada 4 shade dari sebelah sini… sampai…”. Shita reflek mengeluarkan listrik yang ada di sakunya. “Oh lip tatoo ya? Untuk yang seri ini belum masuk Indonesia kak. Jadi mungkin silahkan bisa coba shade yang ini, warnanya hampir sama”. Ujarnya sambil menunjuk salah satu lip tatoo yang dimaksud. Astaga… Shita tidak perduli dengan warnanya, Ia lebih terkejut dengan harganya. Rp. 540.000,- setengah dari harga kontrakannya sebulan. Ia langsung mundur dan kembali mencari gadis tadi, pasti Ia panik mencarinya karena harganya mahal dan bahkan yang di tangannya belum ada di Indonesia? Apa-apaan ini pikir Shita. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh selasar rak Sephora dan Ia menemukan gadis tadi hampir selesai berbelanja, karena sekarang mereka sedang di kasir. “Eh, maaf Mba…” potong Shita kepada gadis yang dicarinya, membuat kasir di depannya sedikit maju dan mengingatkannya untuk sesuai antrian. “Mba…lipsticknya ketinggalan tadi di Toilet” ujar Shita sambil menunjukkan lipstiknya. Lalu gadis itu dengan cepatnya menjawab, “oh hai dear…itu bukan punya aku”, teman di sebelahnya memasang tampang yang kebingungan. “ah…tapi ini tadi…” , Shita belum sempat meneruskan perkataannya karena kembali dipotong oleh sang kasir, “ada lagi tambahannya kak?” “hmm.. cleansing oil Shu uemura ya” jawabnya sambil menyerahkan kartu kreditnya. “ini ada di wastafel waktu saya bersih-bersih” Shita merasa kesempatannya untuk bicaranya ada lagi. “Bersihinnya emang agak susah, pakai ini ya” gadis tadi menyerahkan pembersih yang baru saja dibelinya. Kepala Shita bertambah pusing, jelas-jelas Ia lihat harga cleansing oil tadi 700ribuan. Setelah memberikan itu, gadis tadi melenggang dengan santai bersama temannya yang terlihat menginterogasinya. “lip tatoo lo bukan sih, jadi jatuh di toilet? Bukan ketinggalan itu”, “ hehehehe… ya udah sih gapapa, kan ada yang baru yuhuuuu”.

Sejak hari itu, keinginan Shita bertambah, mungkin kelak kalau dia bekerja di Kantoran, dia bisa membeli lipstick semahal itu, yang bahkan untuk membersihkannya harus dengan harga yang lebih mahal, Sepanjang jalan Shita terkekeh dalam hati, Ia membayangkan saat ditagih uang kontrakan bulan depan, Ia bisa saja memberikannya itu kepada pemilik kontrakan bahkan bisa minta kembalian 200ribu.

No comments:

Post a Comment