Thursday, May 15, 2014

♥ film indonesia

Sepetinya kata lagu Mirrors milik Justin Timberlake, "yesterday is a history" (-Kemarin adalah sejarah) memang benar. Sama seperti tanggal 30 Maret 1950 yang merupakan awal sejarah perfilman nasional tanah air Indonesia. Buat kalian para anak nonton, berterimakasihlah pada Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail, berkat "Bapak kita" yang satu ini, malam minggu kita bisa diisi dengan nonton bareng pacar, gebetan, atau temen-temen, berkat beliau pula karya sineas bangsa dapat kita tonton di layar lebar.

Bapak Usmar Ismail mencatatkan sejarah pada tanggal 30 Maret, pada 64 tahun silam. Beliau membuat produksi film Indonesia untuk pertama kalinya yang berjudul darah dan doa. Film yang diproduksi dengan budget Rp. 350.000,- inilah menjadi cikal bakal perfilman Indonesia saat ini. Pada era 70-80an perfilman Indonesia booming dengan film-film percintaan remaja, komedi, horror, musikal (Rhoma Irama) dan action (persilatan). Namun layaknya air laut yang pasang surut, hal ini juga dialami oleh Perfilman Indonesia pada era 90an, layar lebar tanah air malah dirajai oleh film Hollywood dan Hongkong. Ditengah kemerosotan perfilman Indonesia, Film petualangan Sherina seolah menjadi penawarnya akan kehausan perfilman tanah air. Debut Riri Riza dan Mira Lesmana di balik layar mampu menggemparkan jutaan penonton di tanah air, dengan menghadirkan artis cilik Sherina dan Derby Romero. Berselang 2 tahun kemudian sebuah film percintaan remaja yang berjudul "Ada apa dengan cinta" menyusul kesuksesan tersebut, terbukti dengan 4,6 juta penonton yang berhasil diboyongnya ke bioskop.

Setelah mendulang kesuksesan dengan film percintaan remaja dan petualangan anak, sineas Indonesia akhirnya menghadirkan film bergenre horror yang berjudul Jelangkung. Film ini seperti menjawab rindu pecinta film horror di Indonesia dari era 70-80an. Dengan beberapa master pieces tadi seolah merupakan jawaban dari para sineas tanah air dalam menjawab tantangan industri perfilman di kancah tanah air dan dunia, terbukti dengan hadirnya film Heart dan Ayat-ayat Cinta yang mampu membuat kaula muda beranjak, dari yang tidak pernah sama sekali nonton ke bioskop jadi memaksakan dirinya nonton ke bioskop demi menonton "Film Primadona" ini.

Nah, sebagai karya tanah air. Tak hanya para sineas yang harus melestarikannya dengan terus berproduksi. Kita sebagai kaula muda penikmat film pun harus cerdas memilih film untuk ditonton, pilihlah film yang mendidik untuk ditonton atau malah film yang dapat merubah hidup kita, :P
Kita juga harus menghargai film (-gak gampang lho dibuatnya) dengan menontonnya di tempat yang layak, seperti bioskop atau beli dvd originalnya, dengan itu kita bisa turut mendukung sineas tanah air untuk terus berproduksi :')

No comments:

Post a Comment